Ombak

Anggap saja aku adalah pantai
Fajar dan senja kian berganti
Gulungan air datang membasuh pantai lalu pergi
Terus begitu sampai tiada henti
Tidak tahu apa yang dibawanya dari lautan
Namun ia selalu memberi

Pulang

Aku berdiri di ujung tebing
Mengisi udara paru-paru ku
Angin menamparku dengan keras
Hujan menghantam kulitku
Awan hitam menunjukan kilatnya
Tak menggoyahkan niat ini
Pandangan ku jatuh ke laut dalam
Terbuai untuk menyatu dengan gelapnya air

Jendela

Lagi-lagi jendela ini terbuka
Akibat angin yang memburu arah
Membantu sirkulasi ruang dan pikiran
Aku nikmati setiap hembusannya
Walau sejuknya hanya sekejap

Menara

Menara itu begitu indah
Tingginya menjulang ke awan
Hingga tak satupun dapat menggapai
Namun aku terkurung di dalamnya
Pula tak ada jalan keluar

Bukan

Cerita ini adalah cerita kita
Ada kamu di dalamnya
Hanya ada kamu dan aku
Tapi kamu tidak tahu

Lalu yang lainnya datang
Ingin ikut serta berperan
Sungguh ku izinkan
Hanya agar aku tahu dirimu

Tak pernah aku berpaling

Kesalahan

tak terasa dua puluh lima tahun sudah

hidup bersama dibawah satu atap

canda dan tawa menghiasi warna rumah tangga

dengan ribuan kesalahan juga perbaikan

tapi salah terus saja datang

sedang perbaikan enggan pulang

pergi ntah kemana

mungkin sudah muak

Rumah

mentari sudah terbenam

terangnya cahaya rembulan turut menggantikan

hingga tak terasa redupnya langit

aku duduk diantara bumi dan bulan

sepanjang malam

ditemani desiran angin